Sabtu, 21 April 2012

Batin resah


Keruh rindu menjadi singa jantan
meraung kesakitan bertudung luka
bernyawa sendu semu hidup


seru malam hilang gigit semut
nyawa seakan direnggut batin yang resah
berdayung angsa mematuk telaga
hingga lesung menjadi durjana

3 Rasaku ( Nano Jiwa )

Aku menyukainya
tanpa kegoisan ingin memilikinya
dan aku takkan meminta ciumannya

aku menyayanginya
namun aku juga ingin membahagiakan diriku
mungkin aku akan minta pelukannya

... aku mencintainya
jiwaku menjadi taruhan kebahagiaannya
bukan pelukan, bukan pula ciuman
bukan pula tangisan yg ku perlihatkan

namun, kan ku tuntun dengan memegang erat tangannya
dan pastikan tak salah langkah

"Dosa"

Berdalihlah para pembecus
aku kamu kalian
bertingkah dalam tujuan
menjadi anjing dalam kegelapan
meniru langkah tak bertandas

nyalakan dusta itu
bodohkan perkataanmu
dan jangan sesali semua
biarkan menjadi llangkah dalam lelap

Maafkan Bila

Tangisku menjadi saksi
Hati yang berontak
senyumku latar munafik
jiwa yang terkusai

kau pikir
aku berpikir
sedang ada yang terpikirkan





sungguh bukan ku senyumkan
namun
tetap aku yang tersiksa
Jumat, 13 April 2012

Kota Hitam Pemuda Malang



Berdalih kota berdarah hina
Tampak langit hitam bercerita
Tentang pemuda berselimut jejak

Jalan setapak berdebu beling
Disana ditemukan keheningan

Dan tuhan masih terus menyanyikan
Lagu nyanyian tak berirama
Dari sabdaan pemuda malang

Sementara Di Kebun Kampus



Di bawah rayuan pohon markisa

Yang masih belajar

Menggapai teratak-teratak penyangganga

Terbuat dari bambu-bambu kering lepuh

melengkapi Kebun kampus

Aku masih duduk membiarkan nasi

Yang baru saja aku santap

Di pinggiran kantin kampus hijau

Hanya nasi bungkus 3 ribuan

Itu sudah cukup menelantarkan

Lapar semalam

Aku termenung

Tatkala pandanganku dicuri

Perempuan tua dikikis umur

Batu - batu di tumpuk diatas kepalanya

Seolah mengatakan

Ini untuk kebahagiaannya

Kerap kali ia tanpar batu yang di kepalanya

Hingga lemah ke tanah

Peluhnya

Ia hapus dengan sinar pagi ini

Lembab aku memandangnya

Siapa yang ingin ia bahagiakan

Ia tak seharusnya melepaskan ibu jarinya

Tak seharunya jua ia berpayung keringat

Pikiranku tercuri

Sosok wanita yang memberikanku kesempatan

Bermain di raya ini

Aku tak ingin dia seperti yg ku intip

Karena akulah yg seharusnya seperti ini


ABOT

pagi Kebun Percobaan Biologi STKIP Hamzanwadi Selong

Senin, 09 April 2012

Berpaling

Terikat dalam linangan liar

Putus asa dalam rasa yang ku idamkan

Raut wajah kusut membelai napas

Ku palingkan wajah lesuku



Menengadah langit tak bertiang

Melintas elang berkarya di langit biru

Sayap lebar dipasrahkan

Jeli pandangannya

Tak hilap sedikitpun dalam mengintai

Cukup pelan dalam menggapai angan


Sabarnya

Menuntunnya dalam mangsa pertahanan

Hingga waktu tepat tiba

Ia bergegas sekuat tenanga


09/04/12

Malam Pun Berdusta

Dingin malam ini

Tergores senyum tipis langit malam

Bulan terurai terecap memalu

Seakan dicemari kedustaan awan lugu

Tampak gersang bibir cangkirku

Hanya tersisa hitam yang sepi

Rokok yang ku sanding

Perlahan tanpak ganas menyetubuhiku

Membangunkan bulu – bulu kenistaan

Sedikit sekali bubuk mesra ini

Sungguh

Menjadi nada teriakan malam

Dan beranjak ke pembatas ajal

09/04/12

Bayang

Ku gulingkan bola mata ini

Ia berpaling dariku

malu sekali dengan diri

Mengerti dengan yang ku maksud

Sedikitpun tak berpaling

Meniruku

Menjadi hantu tak terasa

Namun terlihat

Keluhanku

Kebahagiaan dengan segala yang kulakukan

Ia lempar dengan diam dan lugu

Melodi Seseorang

Dering penyimpangan keluar

mencoba mengintip malam

akar rotan berdalih untuk berhijrah

mencari irama kehidupan

hidup

mencintai

sekalipun tak bisa

hati tetap bernyanyi

hujan

acuhkan saja

seakan kau berjemur di gurun sabana

apa hidup harus mencintai

meskipun jika aku berpaling dari bibir

lalu hati tetap bernyanyi

pintu mana yang harus aku ketuk agar terbuka

setelah terbuka

jalan mana yang harus aku sisiri

seseorang menungguku

menuntun kisahku

karena aku tak mungkin bisa pulang

siapa yang benar-benar aku ingin temui sekarang

hanya seorang yang bisa di sebut dalam hati yang bertambah jumlahnya

Sebab hati ingin menjadi kuat

tidak cukup membaca

namun mengerti

tanpa memaksa diri sendiri

kedalam belas kasihan

aku akan tinggal

karena aku ingin menjadi kuat

ABOT04/04/12

Selasa, 03 April 2012

EMBUN

Embun malam ini
Hingga di pucuk – pucuk bidang
Mengalir disela lenggang dedaunan

Dahaga daratan ditutupi
Menyelimuti pelindung alam
Runtuhannya terus mengaliri sela – sela kegelisahan
Hingga mahkota keindahan yang disematkn bunga terkulai lemas

Tak peduli apa yang dicucuri dengan langkahnya
Tak hirukan keberadaan apapun
Ditaunya hanya ingin terjun
Menghempas…
Melebur diri…

Embun…
Itu untuknya
Hinggap lalu berlalu
Ketik pada saatnya pasti
kepastian yang menjadi pasti

Tuk terjun kembali
Sembari memastikan ada menjaganya

25\03\12
ABOT

Dalam Kamar Hidup

pintu kamarku terbuka lebar
seakan tak memeiliki pintu
tanpa sadar ku jatuhkan ragaku
seraya kepalaku membelakangi bantal

langit- langit kamar ini
hijau biru menipu
anyaman kulit luar bambu
diselangi kulit bagian dalamnya
diapit kayu-kayu berukir
tertata rapi
pusing aku menelusuri jalurnya
satu per satu

sementara aku masih termenung
aku masih meraba
meraba keaadaan saat ini
diatas ranjang yang tak empuk
beralaskan tikar pandan
dekat dengan lemari yang berisikan perkakasku
lemari bersampulkan cermin lebar

sesekali aku lirik kearah cermin
tidurku yang ku lihat
aku menyadari bahwa tempat ini
tempat dimana aku lepas
hidupku...
terlalu membosankan
hidupku...
membuuhkan warna berbeda

01/04/12
ABOT

ABOT

Pengikut